Kamis, 29 Maret 2012

Tips Perawatan Wajah Sendiri



Jika Anda mencoba suatu produk kosmetik dan Anda merasakan kulit wajah Anda gatal atau panas, kemungkinan besar Anda tidak cocok dengan produk tersebut. Jangan dianggap rasa panas atau gatal tersebut adalah sifat kerja sang produk. Sebaiknya hentikan segera pemakaian kosmetik tersebut.

Cara merawat wajah :
1.Cuci muka dengan menggunakan pembersih
2.Kemudian gunakan scrub
3.Jika mau, bisa dilakukan penguapan wajah
4.Pencet jerawat dan komedo
5.Lakukan pemijatan wajah
6.Pakai masker, sesuaikan dengan jenis kulit, dua minggu sekali, bergantian dengan 'peeling'
7.Bersihkan masker dengan 'toner'
8.Jika wajah Anda berjerawat banyak, gunakan obat anti jerawat
9.Untuk daerah kering, Anda bisa juga memberikan pelembab malam

Kosmetik yang digunakan untuk memuluskan wajah dengan pengelupasan kulit [terutama pemutihan] sebetulnya kurang bagus, karena kulit wajah kita jadi tipis dan elastisitas kulit menjadi berkurang. Mungkin di usia 30-40 tahun hal ini belum terasa, tapi begitu menginjak usia 50 tahun, akan terasa degenerasi kulit wajah ini.

Untuk membantu kehalusan kulit dan tubuh, bisa dibantu dengan pola makan dan hidup yang sehat. Seperti banyak makan buah dan sayur, banyak minum air, dan istirahat yang cukup. 

Untuk pagi hari, sebelum berangkat kerja, ada baiknya meluangkan sedikit waktu untuk memoles wajah Anda secara sederhana.
1.Cuci wajah Anda dengan sabun wajah
2.Gunakan penyegar
3.Gunakan pelembab atau krim anti-keriput
4.Oleskan bedak 

Saran tambahan, karena Indonesia merupakan daerah tropis, dimana matahari bersinar kuat selalu, ada baiknya Anda menggunakan pelembab atau krim anti-keriput yang mengandung anti sinar matahari, seperti SPF 15. 

Disamping produk kosmetik yang sudah kita kenal, sabun muka, pelembab, toner, anti-keriput, dll. Ada juga yang menyarankan untuk menggunakan minyak bulus yang asli, yang katanya bau seperti minyak jelantah. Minyak bulus ini dapat digunakan tidak hanya untuk wajah, tapi juga untuk bagian kulit tubuh yang lain. Namun penggunaan minyak bulus ini menimbulkan pro dan kontra, karena banyak juga yang memikirkan nasib si bulus. Untuk mengambil minyak tubuhnya, si bulus harus dibunuh, padahal katanya bulus ini termasuk satwa langka. Wah, bisa-bisa bulus ini punah! Karena penangkarannya pun susah dibuat dan jelas-jelas mahal. Bagaimana nantinya jika suatu saat anak-anak kita bertanya, "Bu, bulus itu seperti apa ya dan kenapa sekarang tidak ada lagi?" Haruskah kita menjawab, "Waduh Nak, bulusnya sudah dipakai untuk menghaluskan kulit wajah ibumu!". Oh-uh!

Beberapa produk kosmetik yang disarankan, a.l. Clinique, Ristra, Viva, Sariayu, Kanebo, La Tulipe

Apa sih manfaat relaksasi? 

Relaksasi dapat melemaskan otot-otot tubuh yang tegang dan menenangkan pikiran yang gelisah, sehingga tubuh menjadi sangat rileks, menjadi lebih segar dan bersemangat.Bentuk relaksasi bisa menjadi sangat variatif, mulai dari beryoga, berlibur ke pegunungan atau pantai untuk menikmati pemandangan dengan rileks, sampai mandi dengan aromaterapi. 


Berguna untuk apa sajakah aromaterapi saat mandi itu?

Aroma yang bisa digunakan saat mandi bisa berfungsi sebagai cara relaksasi untuk menghilangkan stres, rasa penat dan pegal-pegal,linu, serta melenyapkan selulit sehingga kulit menjadi halus dan mulus.

Apa saja sih jenis wewangian yang bisa menjadi aromaterapi? 

Ada beberapa jenis wewangian yang digemari dan bisa dijadikan aromaterapi. Mulai dari jasmine (melati), bergamot, champaka, clove (cengkeh), cajeput (kayu putih), eucalyptus, green tea sampai lavender. Setiap jenis aroma memang punya ciri khas sendiri dan menghasilkan efek relaksasi yang berbeda. 

Kulit saya bersisik dan agak keriput karena saking keringnya. Bagaimana mengatasinya? 

Kulit kering dalam waktu yang lama, akan menyebabkan kulit bersisik dan garis-garis kulit yg dalam serta keriput. Kulit jadi tampak tidak segar, pucat atau gelap (hiperpigmentasi). Mandilah dengan Biore Body Foam yang dapat menjaga kelembapan kulit. Jangan lupa juga untuk memberikan pelembab setelah mandi pagi & sore. Terutama bila Anda selalu berada di ruang berpendingin (AC).Jangan menggunakan sabun berlebihan yang keras, karena minyak permukaan kulit akan hilang seluruhnya. 






Bagaimana agar kulit tetap segar dan kenyal dengan cara alami?
Untuk menjaga kesegaran kulit, konsumsilah air putih sebanyak 2 liter per hari, serta buah-buahan yang mengandung vitamin A, C, dan E seperti jeruk, mangga, dan pepaya akan bagus untuk kesegaran kulit. 
Saya ingin menjaga kulit bersih dari bakteri, tapi juga ingin mempertahankan kecantikan kulit. Hanya saja saya tidak suka aroma sabun mandi yang terlalu kuat antiseptiknya. Adakah produk yang sesuai? 
Antiseptik memang seringkali beraroma kuat pada beberapa sabun mandi. Untuk menjaga kulit dari bakteri tetapi tetap lembut dan halus tanpa terusik aroma antiseptik, Anda bisa mandi dengan Biore Healthy Plus. Kandungan anti bakteri yang diperkaya dengan madu, gandum dan Vitamin E di dalamnya akan membersihkan dan menjaga kulit tetap lembut tanpa merusak unsur alami kulit. 

Aromaterapi
Aromaterapi dikenal sebagai salah satu cara terapi kesehatan yang aman dan nyaman dengan menggunakan minyak esensial (sari pati) hasil ekstraksi bunga, daun, buah dan bagian lain tumbuh-tumbuhan. Salah satu dari berbagai rangkaian produk Martha Tilaar Group, Oil of Java Martha Tilaar Aromatic merupakan produk yang memiliki khasiat sebagai aromaterapi. 

Manfaat Aromaterapi 
Aromaterapi bermanfaat untuk mempercepat peremajaan kulit melalui minyak esensial yang meresap ke dalam kulit sehingga meningkatkan aliran darah, mencegah timbulnya pelbagai penyakit karena bersifat anti bakteri, menetralisir ketegangan, mengurangi stress dan memberi kenyamanan ( relaxing ) melalui aroma minyak esensial yang terhirup, menormalisasi metabolisme dan pernafasan seluler, meningkatkan vitalitas dan membantu pembakaran produk lemak yang berlebihan, melembapkan dan meningkatkan kandungan oksigen serta menghilangkan racun pada kulit, membantu mengatur keseimbangan tubuh dan menstimulasi proses terapi. 

Cara penggunaan 
Menggunakan Oil Of Java Martha Tilaar Aromatic adalah dengan mengusapkan, memijat dan aromanya yang dapat menciptakan suasana santai, menyegarkan dan membangkitkan semangat Anda. 
Perawatan aromatik dapat bermanfaat untuk kecantikan wajah. Caranya dengan mengoleskan beberapa tetes minyak esensial pada wajah dan leher, pijat perlahan. 
Untuk hasil optimal, uapi wajah dengan air panas dalam wadah yang telah ditetesi minyak esensial. 

Ragam Aromaterapi 
Aromaterapi dapat digunakan sesuai kebutuhan. Misalnya Acne Oil yang mengandung minyak eukalipti dan pelbagai minyak esensial dapat mengatasi jerawat tanpa meninggalkan bekas serta menyeimbangkan produksi minyak/sabun yang berlebihan. 
Untuk menghilangkan dan mencegah timbulnya garis-garis keriput pada wajah dapat menggunakan Anti Wrinkle Oil yang mengandung minyak esensial adas, nilam dan wortel serta pelbagai minyak esensial lain. 
Kandungan minyak esensial lemon dan kenanga dalam Spot Oil dapat bersifat menenangkan dan membersihkan kulit, menghilangkan noda-noda pada kulit sekaligus menghaluskan. 
Selain untuk wajah, aromaterapi juga berkhasiat untuk kesehatan tubuh dan emosi. Contohnya adalah Relaxing Oil yang mengandung minyak pala, geranium dan palma rosa serta minyak esensial lainnya, berkhasiat merilekskan dan mengatasi ketegangan/stres akibat kelelahan fisik maupun psikis. 
Keistimewaan Love Oil berkhasiat untuk menambah gairah cinta, dengan ramuan pelbagai minyak esensial seperti minyak cendana dan kenanga. 

Pain Relief Oil mengandung minyak esensial jahe, pala, kayu putih serta eukalipti yang berkhasiat mengatasi pegal, nyeri otot dan kaku sendi, serta memulihkan kondisi tubuh. 
Cellulite Oil mengandung pelbagai minyak esensial kenanga, nilam dan minyak esensial lain yang berkhasiat untuk menghilangkan selulit pada paha, pinggul, lengan dan bagian tubuh lain. 
Yang terakhir adalah Carrier Oil (Soya Bean Oil) yang mengandung minyak kedelai murni untuk campuran minyak aromatik konsentrat yang dapat juga digunakan untuk pijat. 

SEKILAS TENTANG AROMATHERAPY

Kelebihan aromaterapi selain wanginya yang memberikan respon positif, juga menghasilkan oksigen dan ozone (untuk membersihkan bakteri, jamur, debu), lalu essential oilnya berguna untuk mengobati dan mencegah berbagai penyakit, sekaligus sebagai antioxidan. Yang terpenting, dibanding produk sejenis lainnya, Bel Air sudah memiliki ISO 9002 (quality), 14001 (safety), juga sertifikat HALAL dari Malaysia.

Coba bayangkan, dalam 1 alat aromaterapi ini, ada 7 fungsi y ang dimiliki sekaligus : ionizer, ozonizer, air cleaner, dust eliminator, air freshener, oxygen generator dan aromatherapy health. Yang kalau ditotal membeli semua alat-alat itu harga yang kita bayarkan bisa mencapai lebih dari 10 kali lipat harga aromaterapi ini. Ditambah lagi, aromaterapi ini bis dirasakan manfaatnya oleh semua orang di rumah, bukan hanya seorang saja. Tanpa batasan umur dari bayi sampai orang tua bisa merasakan manfaatnya. Daripada bolak balik ke dokter dengan segala obat-obatan yg membebani kerja ginjal dan liver, manfaat aromaterapi ini jauh lebih besar dari sekedar menghemat ongkos dokter. 1 alat aromaterapi ini efektif untuk ruangan s/d 60 m2, jadi cukup menggunakan 1 alat, orang serumah bisa merasakan sekali pasang. Dengan pemakaian 1 jam sehari sudah sangat mencukupi karena dengan pemakaian sela ma itu sudah mengurangi jamur dan bakteri hingga 50% dan efeknya masih bekerja s/d 3 jam selanjutnya.

Cobalah, anda pasti merasakan manfaatnya. Teman kami sudah menggunakan aromaterapi ini sejak tahun 1996 (sejak ybs masih kuliah), direkomen oleh seorang dokter di Singapore. Saat itu produk ini sama sekail belum dikenal di Asia. 

CARA KERJA AROMATHERAPY
Essential oil + botanicool (yang murni diperoleh dari tanaman, merupakan hak paten milik Bel Air) sebagai carriernya selama proses pemanasan melepaskan atom monooksigen, yang kemudian bertemu dengan O2 di udara kita lalu membentuk Ozone ( O + O2 = O3). Ozone ini yang mempu membersihkan udara dari jamur/bakter/bau tak sedap. Kita akan merasa seperti berdiri di dekat air terjun, karena di sekitar air terjun kaya akan Ozone (percikan air menimbulkan monooksigen yang bergabung di udara sekitar air terjun membentuk O3). Demikian juga bila baru saja hujan lebat, udara di sekitar menjadi kaya akan Ozone. 

Selanjutnya, Ozone bertemu dengan Ozone menjadi 3 molekul oksigen (O3 + O3 menjadi 3 O2) sehingga menambah kadar oksigen dalam ruangan. Pada suhu pemanasan yang stabil, catalytic burner menyebarkan aroma dan phytoncidere dari essential oil tadi. Melaui limbic system essential oil langsung terasa manfaatnya daripada melalui pemijatan karena perlu waktu 2 jam untuk menyerap ke kulit dan masuk ke pembuluh darah.

KETERANGAN MINYAK NABATI
1. Selama pemakaian, pemanasan tidak mengkonsumsi oksigen dari udara karena botanicool mengandung oksigen.
2. Sebuah botol diffuser dapat mencakup luas ruang hinggal 60 m2. ini dimungkinkan karena kandungan air yang rendah dalam minyak nabati ini. Sebagai pembanding, kebanyakan minyak aromaterapi tradisional mengandung banyak air dan efek terapinya hanya dapat dirasakan dalam ruang lingkup yang kecil. All essential oils do not have an expiry date as they contain botanicool and are all plant-based.
3. Hingga saat ini Bel? Air merupakan satu-satunya produk aroma di dunia yang memiliki aroma minyak nabati Ginseng, Hinoki, Green Bamboo, Green Tea, Basilic, Lotus Flower dan Smoke Cleaner.
4. Adalah sesuatu yang normal bagi beberapa orang yang mengalami gejala pusing, demam, sariawan, radang tenggorokan, susah bernafas bahkan hidung berdarah setelah memakai produk ini. Hal ini terjadi karena tubuh orang tersebut sedang mengalami detoksifikasi atau proses pembersihan. (Tentunya ada juga orang yang tidak dapat menerima bau-bauan tertentu). Jika pemakai mengalami hal-hal di atas, tidak perlu cemas, tapi disarankan mereka untuk menggunakan terus dengan dosis yang dikurangi. Misalnya gunakan hanya 20-30 menit sehari selama 1-2 ming gu dan amati perkembangannya. Juga disarankan untuk banyak minum air putih. Eucalyptus adalah minyak yang paling netral untuk disarankan kepada pemakai pemula.

5 Besar Manfaat Aromatherapy Bel'Air :
1. Meningkatkan kekebalan tubuh, meringankan penyakit
2. Menghilangkan bau-bauan yang tidak sedap
3. Menghilangkan asap rokok, mengurangi kadar nikotin dalam paru-paru
4. Membunuh Bakteri
5. Menghasilkan Oksigen, menjadikan udara segar

manfaat aromaterapiaromatherapy and wellness
Kelebihan aromaterapi selain wanginya yang memberikan respon positif, juga menghasilkan oksigen dan ozone (untuk membersihkan bakteri, jamur, debu), lalu essential oilnya berguna untuk mengobati dan mencegah berbagai penyakit, sekaligus sebagai antioxidan.

Manfaat aromaterapi sangat bervariasi sesuai dengan jenis oil yang dipakai, untuk mengetahui dengan lengkap jenis-jenis oil dan manfaatnya anda bisa mengunjungi web ini


aromatherapy and wellness

Tetapi, secara umum, semua jenis oil memiliki manfaat antara lain:

1. Mensterilkan dan membersihkan udara dari zat-zat penyebab polusi sehingga membuat lingkungan hidup kita lebih sehat dan lebih segar
2. Menjernihkan udara, membasmi bakteri, menghilangkan bau tak sedap dan asap
3. Memperbaiki fungsi pernafasan, mencegah asma, flu, sinus dan penyakit -penyakit pernafasan lainnya.
4. Merelaksasikan pikiran, meringankan tekanan, mempertahankan suasana ketenangan, dan meningkatkan vitalitas
5. Memperkuat sistem kekebalan tubuh, meningkatkan metabolisme dan merangsang pertumbuhan sel-sel tubuh

Diet Sehat Sesuai Golongan Darah


Sebagian besar lectin yang terdapat pada makanan tidak membahayakan bagi kehidupan, namun tetap bisa menimbulkan berbagai masalah, khususnya jika lectin tersebut khusus untuk jenis darah tertentu. Anda bisa mengatasi ini dengan menyesuaikan golongan darah dengan makanan yang Anda makan.
Diet sesuai golongan darah bisa mengembalikan ritme alami tubuh Anda. Anda bisa mengikuti diet yang telah secara ilmiah disusun sesuai dengan profil seluler tubuh Anda. Setiap kelompok makanan dibagi menjadi 3 kategori yaitu, makanan yang sangat bermanfaat (makanan yang berperan sebagai obat), makanan yang diijinkan (makanan yang tidak membahayakan bagi jenis golongan darah), dan makanan yang harus dihindari (makanan yang bertindak sebagai racun).

Golongan Darah O

Golongan darah O merupakan golongan darah paling kuno dalam sejarah manusia. Gen untuk golongan darah O berkembang pada suatu titik ketika peradaban manusia beralih dari hidup berburu dan berpindah-pindah ke komunitas agraris yang menetap di suatu tempat.
Tingkah Laku : Berenergi & tidak mudah putus asa
Masalah yang dihadapi : Kencing manis, masalah usus dan pencernaan, peredaran darah kurang baik, sakit pinggang danbelakang, kegemukan, kadar kolesterol yang tinggi, tekanan darah tinggi, kadar asam urat tinggi, penyakit kanker, gout,penyakit jantung, penyumbatan arteri.
Diet : Makanan tinggi protein & kurangi karbohidrat
Makanan yang sangat bermanfaat :
Brokoli, ubi, waluh, selada, ganggang laut, lobak china, bluberi, ceri, jambu biji, bumbu kari, kacang polong, kacang merah, semua jenis bawang, rumput laut, jahe, kailan, kunyit, Daging ( sapi, kerbau, rusa, domba, anak sapi )
Makanan yang diijinkan :
Ikan mas, belut, lobster, ikan tuna, ikan sardine, udang, telur (ayam, bebek), mentega, kacang ( hitam, merah, buncis, kedelai ), tempe, tahu, susu kedelai, bubur gandum, beras, kue beras, roti beras, tepung gandum, terung, tomat, labu, Daging ( ayam, bebek, kambing, angsa, kalkun, kelinci )
Makanan yang harus dihindari :
Daging babi, cumi-cumi, sotong, kerang, kodok, gurita, telur (angsa, puyuh), es krim, keju, susu sapi, yoghurt(semua jenis), minyak kelapa, penyu, minyak jagung, jagung, bunga brokoli, kacang tanah, kacang mede, kuaci, laichi, kentang, mentimun, kembang kol, jamur, blewah, jeruk mandarin, pisang raja, pare, anggur putih, kecap, kopi, minuman keras

Golongan Darah A

Golongan darah A merupakan manusia pertama yang menjalankan aktifitas pertanian karena nenek moyang sudah tinggal menetap dan tidak lagi suka berperang.
Tingkah Laku : Bertanggung jawab & romantis
Masalah yang dihadapi : Hilang kesabaran diri atau cepat marah, rembesan sebum berlebihan, penyakit jantung dan masalah saluran darah, kanker dan ulser, gaster, kegemukkan.
Diet : Makanan berkarbohidrat tinggi & kurangi lemak
Makanan yang sangat bermanfaat :
Bayam, brokoli, wortel, jamur ikan mas, kacang tanah, kacang buncis, kacang/ susu kedelai, tahu, tempe, tepung beras, bluberi, minyak zaitun, ikan mas, ikan sardine, (Siput, jus nanas, mangga, pisang, jeruk limau & sitrun).
Makanan yang diijinkan :
Ikan tuna, telur ayam & bebek, telur puyuh, biji wijen, biji bunga matahari, kacang ercis / kapri, jagung, tapioka, roti gandum, labu, bawang merah, mentimun, talas, anggur (semua jenis), melon, blewah, pir, delima, kiwi, kurma, strowberi, kesemek, jambu biji, Daging (ayam, burung unta, belibis kalkun,burung dara)
Makanan yang harus dihindari :
Daging (sapi, kerbau, domba, bebek, angsa, kelinci, ayam hutan), lobster, gurita, kepiting, belut, kodok, udang, cumi- cumi, mentega, susu sapi, keju, es krim, susu, murni, acar, terung, tomat, ubi, kentang, jeruk, kelapa/ santan, melon madu, pisang (raja), pepaya, pare, air soda.

Golongan Darah B

Kunci golongan darah B adalah keseimbangan. Orang bergolongan darah B tumbuh dan berkembang baik melalui apa yang telah disediakan oleh dunia hewan dan tumbuhan. Artinya golongan darah B menunjukan kemampuan yang canggih dalam perjalanan evolusinya.
Tingkah Laku : Adaptasi & analitika
Masalah yang dihadapi : Kerusakan system syaraf, kesulitan untuk tidur berkualitas, sakit kepala dan migren, penyakit hati dan saluran empedu, masalah haid, sakit tulang belakang, kegemukkan, penyakit jantung.
Diet : Susu & produk susu
Makanan yang sangat bermanfaat :
Ikan laut, susu sapi, keju, buburgandum, roti essene, kue beras, brokoli, ubi, wortel, kembang kol, terung, teh hijau, Daging (kambing, domba, kelinci, rusa)
Makanan yang diijinkan :
Cumi-cumi, ikan mas, ikan tuna, mentega, keju, telur ayam, kacang merah, kacang buncis, tepung beras, roti beras, bayam, brokoli, selada, mentimun, labu, kentang, sawi, mangga, melon, jeruk, pir, kurma, jambu biji, Daging (sapi, kerbau, kalkun, hati anak sapi)
Makanan yang harus dihindari :
Daging (bebek, ayam, angsa, belibis, babi, kuda, keong, kepiting, siput, belut, kodok, gurita, lobster, es krim, telur (bebek, angsa, puyuh), kacang tanah,roti gandum,tomat, waluh, jagung, avokad, pare, delima, kelapa/ santan, kesemek, belimbing, pir, air soda, minuman beralkohol.

Golongan Darah AB

Golongan darah AB merupakan golongan darah yang paling modern dan berusia kurang dari 1.000 tahun, jarang (5 % dari jumlah populasi), dan bersifat kompleks secara biologis. Karena anda membawa anti gen A dan B.
Tingkah Laku : Cerdik & penyabar
Masalah yang dihadapi : Perut kembung sakit jantung dan masalah saluran darah, kanker, kegemukkan, kesulitan tidur berkualitas, sakit sendi dan tulang.
Diet : Dapat menyesuaikan diri dengan berbagai jenis makanan
Makanan yang sangat bermanfaat :
Ikan sardin, ikan tuna, susu kambing, putih telur (ayam), keju ricotta, krim asam (rendah kalori), the hijau, anggur merah, Daging (domba, kelinci, kalkun),
Makanan yang diijinkan :
Cumi-cumi, ikan mas, ikan tuna, mentega, keju, telur ayam, kacang merah, kacang buncis, tepung beras, roti beras, bayam, brokoli, selada, mentimun, labu, kentang, sawi, mangga, melon, jeruk, pir, kurma, jambu biji, Daging burung unta,
Makanan yang harus dihindari :
Daging (sapi, kerbau, ayam, bebek, angsa, babi, rusa kuda), lobster, kepiting, kodok, mentega, es krim, telor bebek, kacang hitam, acar, jagung, belimbing, delima, pare, pisang, kelapa, kesemek, jambu biji, mangga, saus tomat, kopi, soda, minuman beralkohol.

Selasa, 27 Maret 2012

PERSIAPAN DALAM PENULISAN KARYA ILMIAH


Mendekati semester 6 adalah saat-saat yang mendebarkan bagi sebagian besar mahasiswa-mahasiswi Universitas Gunadarma. Bagaimana tidak, pada semester ini mahasiswa dan mahasiswi Universitas Gunadarma dituntut untuk menyusun sebuah Penulisan Ilmiah sebagai persyaratan kelulusan jenjang D3.

Penulisan Ilmiah adalah tugas wajib yang harus diselesaikan oleh setiap mahasiswa/mahasiswi. Dan mengerjakannya, bukanlah hal yang mudah. Disamping dari isi Penulisan Ilmiah yang memang harus original, tata cara penulisan dalam Bahasa Indonesia juga harus diperhatikan. Tidak sedikit mahasiswa/mahasiswi yang tersandung masalah dalam kaidah penulisan ilmiah dalam bahasa indonesia, yang sering kali mereka sepelekan.

Saat ini, saya termasuk mahasiswa yang dihadapkan pada semester ke-6, yang artinya tidak lama lagi saya juga harus memenuhi kewajiban saya untuk segera menyusun Penulisan Ilmiah. Dan sebelum memasuki materi penulisan yang sesungguhnya, ada baiknya terlebih dahulu mengkaji kaidah-kaidah penulisan ilmiah.

Berikut ini adalah materi referensi untuk penulisan ilmiah yang saya temukan di internet. Ditulis oleh Suwardi Lubis untuk Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Tehnik Penulisan Ilmiah Populer


Pendahuluan


Istilah karya ilmiah digunakan untuk sebuah tulisan yang mendalam sebagai hasil mengkaji dengan metode ilmiah. Dalam hal ini bukan berarti bahwa tulisan itu selalu berupa hasil penelitian ilmiah. Sebagai contoh tulisan yang berupa petunjuk teknik atau bahkan cerita pengalaman nyata dan pengalaman biasa, yang bukan hasil penelitian ilmiah tetapi disajikan dalam bentuk yang mendalam sebagai hasil ilmiah. Itulah sebabnya tulisan tentang bagaimana bercocok tanam jagung, pemeliharaan ikan bandeng, proses pembuatan es, dapat disajikan secara ilmiah.

Sedangkan istilah tulisan ( karya tulis) dimasukkan, untuk menyatakan karangan yang disusun berdasarkan ide penulisnya yang diperkuat oleh data serta pernyataan dan gagasan orang lain. Itulah sebabnya kita mengenal istilah penulis. Dalam hal ini harus dibedakan antara penulis dengan pengarang. Penulis di samping mengungkapkan ide yang terkandung di dalam dirinya, dapat juga ide tersebut didukung oleh gagasan dan pernyataan orang lain, bahkan kadang-kadang penulis hanya mengkombinasikan pendapat dari banyak orang, serta didukung oleh informasi yang diolah dalam bentuk baru dan utuh.
Ciri khas sebuah karya tulis yang disusun berdasarkan metode ilmiah ialah keobyektifan pandangan yang dikemukakan, dan kedalaman makna yang disajikan. Keobyektifan dan kedalaman, dua hal yang senantiasa diusahakan agar tulisan dapat dirasakan ilmiah. Sedangkan pengarang semata-mata mengungkapkan pernyataan dan pendapat berdasar ide yang mencuat dari dalam dirinya, tanpa didukung oleh data dan informasi yang jelas.

Sebuah tulisan akan dirasakan ilmiah apabila tulisan itu mengandung kebenaran secara obyektif, karena didukung oleh informasi yang sudah teruji kebenarannya (dengan data pengamatan yang tidak subyektif) dan disajikan secara mendalam, berkat penalaran dan analisa yang mampu menukik ke dasar masalah. Tulisan ilmiah akan kehilangan keilmiahannya apabila yang dikemukakan ilmu (teori dan fakta) pengetahuan saja yang sudah diketahui oleh umum dan berulang kali dikemukakan.

Penulisan ilmiah menuntut adanya keterampilan khusus dari penulisannya, karena di samping harus mengumpulkan data, menganalisa data, dengan menggunakan metode ilmiah juga menyajikan dalam bentuk tulisan. Bahasa dalam karya ilmiah dituntut lugas/harfiah makna kata-katanya. Atau boleh dikatakan pembaca tidak menafsirkan arti kata-katanya satu persatu. Itulah sebabnya tulisan ilmiah mengandung makna denotataif.


Macam-Macam Penulisan IImiah


Hasil dari suatu penelitian dpat ditulis dalam berbagai bentuk tulisan ilmiah seperti karya tulis, paper, report, skripsi atau tesis, desertasi, dan sebagainya.

Karyatulis ialah karya ilmiah yang disusun siswa Sekolah Menengah Tingkat Atas (SMTA) untuk melengkapi syarat-syarat mengikuti Evaluasi Belajar Tahap akhir (EBTA). Karyatulis harus bersifat pemecahan persoalan dari suatu tema, sehingga kesimpulan-kesimpulan karyatulis memberi sumbangan yang nyata bagi perkembangan hasil pengolahan mengenai suatu hal dengan mempergunakan metode-metode ilmiah. Karyatulis harus bertemakan persoalan dalam lingkungan jurusan siswa yang bersangkutan.

Paper ialah hasil penelitian ilmiah yang ditulis oleh seseorang sebagai bahan pertanggungjawaban yang dibebankan kepadanya. Kadang-kadang seorang mahasiswa menyusun paper untuk dipertanggungjawabkan kepada dosennya kalau ia ingin lulus dari sesuatu mata kuliah tertentu. Begitu pula kadang-kadang seorang pejabat atau seorang ahli diminta membuat paper untuk bahan seminar atau simposium, kalau ia ditunjuk sebagai pemasaran atau pembahas utama.

Report atau laporan, juga merupakan karya tulis dari hasil suatu tugas atau penelitian, yang harus diserahkan pada suatu instansi. Berbeda dengan paper biasanya report kalau sudah diserahkan tidak lagi dipertanggungjawabkan. Khusus bagi lingkungan perguruan tinggi report ini biasanya diminta dari hasil kerja mahasiswa sesuai dengan profesi atau spesialisasinya masing-masing.

Skripsi dan tesis sebenarnya sama, hanya istilahnya saja yang berbeda. Tetapi ada beberapa pihak yang sengaja membedakan antara skripsi dengan tesis, dengan alasan isi dan mutu tesis harus lebih baik daripada skripsi. Oleh sebab itu skripsi dianggap sebagai tulisan ilmiah yang merupakan bagian dari syarat-syarat untuk meraih gelar sarjana muda, dari suatu perguruan tinggi.

Sedangkan tesis dianggap sebagai tulisan ilmiah yang merupakan bagian dari syarat-syarat ujian untuk mencapai gelar sarjana lengkap, dari suatu perguruan tinggi buah skripsi hendaknya mahasiswa bahwa melaksanakan penelitian empiris, dan untuk menyusun tesis hendaknya mahasiswa mengadakan penelitian yang bersifat studi eksperimental. Analisa statistik akhir-akhir ini juga sering digunakan baik pada skripsi maupun pada tesis.

Desertasi yaitu suatu tulisan ilmiah yang biasaya dipergunakan oleh seseorang untuk memperoleh gelar doktor dalam suatu cabang ilmu pengetahuan. Desertasi ini biasanya dipertahankan oleh penyusun promovendus di depan para guru besar dari suatu lingkungan perguruan tinggi. Dalam hubungan ini biasanya promenvendus biasanya didampingi oleh suatu konsultan yang biasanya disebut promotor dan seorang pembantu konsultan yang disebut co-promotor.

Memilih Tema


Pertama-tama yang perlu dipersiapkan sebelum menulis yaitu menentukan tema. Pokok persoalan yang akan ditulis harus jelas agar nantinya di dalam mengerjakannya tidak salah tafsir dan salah dalam mengumpulkan data serta arah tulisan tersebut. Mengenai tema tulisan, memang kadang- kadang kita harus menentukan sendiri tetapi juga tidak jarang yang mendapat pesanan dari pembimbing, lengkap dengan topiknya.

Menurut arti katanya tema berarti subyek atau pokok pembicaraan. Tema adalah suatu pemberitaan yang khusus, sebuah pengalaman, proses, atau sebuah ideo di dalam karya ilmiah (termasuk karya tulis) tema selalu menjadi judul karya tersebut.

Mengenai tema atau pokok persoalan mana yang akan ditulis, sebenarnya sumber-sumber ada di sekitar kita menyediakan bahan yang tidak akan habis untuk kita tulis. Segala sesuatu yang menarik perhatian kita, pengalaman dimasa lampau atau masa kini dapat dijadikan tema tulisan. Beberapa jenis tema yang biasa dipakai dalam penulisan ialah autobiografi, atau tulisan-tulisan yang bersifat deskriptif-neratif lainnya.
Apabila kita memilih tema ekspositoris (yang bersifat informatif) maka tema tersebut akan diuraikan dalam suatu proses, misalnya bagaimana memimpin perusahaan, bagaimana beternak kelinci, bagaimana menanam jamur, dan sebagainya.


Bagi suatu tulisan ilmiah topik haruslah dibatasi, baik ruang lingkup (scope) maupun istilah yang dipakainya semakin sempit ruang lingkup permasalahannya, menjadi semakin menguntungkan karena akan semakin mudah didalam mempertanggung jawabkannya. Di dalam memilih tema hendaknya kita memperhatikan beberapa pedoman seperti dibawah ini :
1. Tema hendaknya sesuai dengan profesi/spesialisasi kita masing-masing.
2. Tema hendaknya dipilih dari masalah yang aktual supaya selalu menarik.
3. Sesuatu tema tulisan hendaknya mempunyai ruang lingkup dan masalah yang terbatas, makin sempit ruang lingkup makin baik.
4. Pilihlah tema yang bahan-bahan mudah diperoleh dan dapat dikuasai.
5. Tiap-tiap istilah yang di anggap penting dalam judul tulisan (yang merupakan cerminan tema) haruslah diberi batasan arti supaya tidak timbul penafsiran yang salah dari pihak lain.

Di pihak lain, tema yang baik haruslah mempunyai ciri-ciri positif sebagai berikut :

1. Kejelasan
Kejelasan merupakan hal yang esensial bagi sebuah tulisan yang baik. Kejelasan dapat dilihat dari ide sentralnya, melalui subordinasinya, maupun kalimat-kalimatnya. Struktur kalimat harus matang dan bervariasi, karena dengan demikian tampak bahwa penulisannya telah memikirkan sematang- matangnya sampai kepada kalimat-kalimatnya.

2. Kesatuan dan Keharmonisan
Sebuah tulisan yang baik harus tetap membatasi dirinya dalam mengemukakan ide tunggal, sehingga karena ia bertolak dari ide tunggal maka pembaca-pembaca justru dapat menyimpulkan karangan itu dalam sebuah kalimat tunggal.

3. Kesalahan yang seeing dibuat adalah mengenai perkembangan.
Kesatuan dapat dicapai dengan beberapa latihan singkat, tetapi membuat perincian sedetil-detailnya merupakan hal yang sangat sulit. Penulis tentu tahu tentang masalah yang ditulisnya, tetapi pembaca belum tentu dapat memahami maksud pengarang. Itulah sebabnya diperlukan adanya perincian-perincian yang konkrit dan teratur dari pokok-pokok persoalan tersebut.

4. Keaslian
Tema yang baik harus mengandung keaslian. Keaslian mungkin terletak pada topiknya, segi pandangannya, tetapi dapat juga terdapat dalam pendekatannya dalam rangkaian kalimat-kalimat atau pilihan judulnya.
Merencanakan Penulisan Ilmiah

Seorang Insiyur teknik sipil yang akan membangun jembatan atau gedung, ia akan membutuhkan sebuah perencanaan yang serius. Demikian Juga seorang penulis sebelum ia melakukan tugasnya hendaklah merencanakan segala sesuatu berkenaan karyanya. Agar pembicaraan menjadi teratur diperlukan suatu susunan atau yang lebih dikenal dengan sistematika. Untuk itu, sebelum mulai menulis baiklah dibuat lebih dahulu garis besar karangan. Garis besar karangan, yang didalam bahasa lnggris disebut 'Outline" yang dianggap sebagai rencana kerja sebelum penulis mulai melangkah. dapat menolong penulis menyusun pikirannya.

Seorang penulis profesional memang tidak membutuhkan lagi garis besar, mereka terus menghadapi mesin ketik dan yang hendak ditulisnya seakan meluncur begitu saja, tanpa tersendat-sendat. Akan tetapi jumlah mereka tidaklah banyak. Pada umumnya kita membutuhkan waktu berhari-hari, bahkan berbulan-bulan untuk melahirkan sebuah karya. Dalam hal ini garis besar sangat menolong sekali, teristimewa lagi bagi penulis pemula. Garis besar, yang boleh dikatakan bagian umum suatu rencana, kelak setelah karya tersebut selesai sejajar dengan isi atau malah menjadi "daftar isi" karangan tersebut.

Kegunaan Garis Besar :
1. Dengan membuat garis besar maka akan kelihatan maksud tulisan tersebut, atau jika maksud tersebut telah ditetapkan dalam pikiran maka kita harus mengarah pada tujuan yang hendak dicapai.
2. Dari garis besar akan kelihatan juga penentuan persoalan dan pembatasannya.
3. Garis-garis juga memberikan kemungkinan untuk kalimat hal-hal apa (misalnya buku-buku bacaan) yang diperlukan untuk menulis, atau hendaknya apa yang diperlukan, serta metode yang sesuai untuk memecahkan persoalan tersebut.
4. Garis besar memungkinkan kita meninjau perimbangan bab-bab atau bagian-bagian dalam karangan tersebut. Kita dapat merencanakan berapa halaman panjangnya, menurut suatu perimbangan yang baik.
5. Garis besar memperlihatkan juga pemecahan persoalan (kesimpulan)
6. Dengan menghadapi sebuah garis besar penulis dapat melihat dengan jelas matei-matei yang diperlukan, serta materi-materi yang telah diperoleh harus dimasukkan dalam bab-bab yang mana. Dengan demikian nantinya sebuah karya ( karangan) akan kelihatan teratur, mempunyai hubungan timbal balik, dan tepat pada sasarannya.

Kita mengenal bermacam-macam garis besar. Namun didalam karangan ini disebutkan dua macam, yaitu garis besar ringkas dan garis besar terurai.
Contoh garis besar terurai :
1. Pengertian koran masuk desa
    a. KMD sebagai sarana informasi, pendidikan, dan sosial kontrol
    b. KMD bukan berarti koran dibagikan pada masyarakat desa
2. KMD ( Koran Masuk Desa) sebagai sarana pembangunan
    a. Usaha merangsang masyarkat pedesaan untuk membangun
    b. Menjadikan desa sebagai subyek
3. KMD sebagai arena promosi pembangunan
    a. Apa yang dimuat dalam KMD
    b. Upaya meningkatkan kesadaran masyarakat untuk membangun.

Contoh-contoh Garis besar ringkas :
1. KMD - pengertiaannya
    a. Sarana informasi, pendidikan, dan sosial kontrol
    b. Bukan berarti dibagi-bagikan
2. KMD - sebagai pembangunan
    a. Merangsang masyarakat
    b. Menjadikan subyek
3. KMD - arena promosi
    a. Apa yang dimuat
    b. Upaya meningkatkan kesadaran masyarakat.
4. Kesimpulan.
Melihat kedua contoh di atas jelas bahwa antara garis besar terurai dengan garis besar ringkas lebih menguntungkan garis besar terurai. Di satu pihak garis besar terurai merupakan kalimat-kalimat selesai, sehingga nantinya di dalam mengerjakannya tidak akan timbul keragu-raguan lagi. Di pihak lain garis besar ringkas hanya tercantum kepala-kepala persoalan yang memungkinkan kita tidak ingat lagi dalam waktu beberapa hari saja. Itulah sebabnya garis besar terurai di dalam merencanakan karya ilmiahnya.


Oleh sebab itu sebagai penulis katakan di atas bahwa garis besar adalah sesuatu yang dapat menolong pengarang/penulis didalam jalan pikirannya. maka garis besar selamanya dapat diubah. dan kalau perlu dirombak . apabila tidak sesuai dengan jalan pikiran kita. Itulah sebabnya kadang-kadang kita membuat garis besar/outline yang baru setelah karya tersebut selesai kita kerjakan. Sekali lagi jangan dilupakan bahwa garis besar hanyalah alat penolong, bukan tujuan.

Syarat-syarat garis besar yang baik


Sebelum kita melangkah pada masalah bagaimana kita memperoleh data untuk penyusunan penulsan ilmiah. sebaiknya kita membicarakan tentang garis besar outline yang baik. Sebenarnya di dalam membicarakan perencanaan garis besar telah disinggung pula mengenai persyaratan untuk menyusun garis besar. Tetapi untuk mendapatkan gambaran secara khusus maka hal itu akan kita bicarakan secara tersendiri. Lepas dari besar kecilnya garis besar yang dibuat. sebuah garis besar/outline haruslah memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut:

a. Tiap unit (satuan) garis besar harus mengandung hanya satu ide.

Di dalam tiap unit garis besar tidak boleh memiliki lebih dari satu ide pokok. Akibatnya tidak boleh ada pokok yang terdiri atas dua kalimat atau topik. Kalau terjadi maka ide pokok tersebut haruslah dipecah ke dalam dua topik atau dua kalimat. Apabila dua ide pokok tersebut dibiarkan dalam satu unit maka hubungan strukturnya tidak akan tampak jelas. Oleh sebab itu kalau terjadi hal yang demikian maka garis besar tersebut harus segera direvisi (diperbaiki). Bila kedua ide tersebut berada dalam situasi yang setara, maka masing-masingnya harus ditempatkan pada urutan simbol yang sama derajatnya. Namun apabila berbeda maka ide-ide tersebut haruslah ditempatkan dalam simbol yang berbeda derajatnya.
Agar memperoleh gambaran secara nyata maka perhatikan contoh berikut :
Tema
a. Kekerasan hidup
    1. Manusia dalam proses pencarian identitas dirinya.
    2. Kesulitan manusia dalam berhubungan dengan sesamanya.

b. Keingintahuan manusia terhadap segala sesuatu
    1. Segala yang dipikirkan orang lain
    2. Apa yang dirasakan oleh orang lain

c. Pokok-pokok dalam garis besar harus disusun secara logis.
Persoalan-persolan atau fakta-fakta yang dicatat dibawah judul utama haruslah merupakan bawahan langsung dan tidak boleh sama pentingnya dengan judul utamanya. Hal ini dimaksudkan agar pembicaraan dalam bab-bab tersebut mengarah pada sasarannya. Demikian juga tiap pokok tambahan haruslah secara langsung menunjang atau mendukung dan memperkuat pokok yang penting, sehingga urut-urutannya logis.


d. Harus mempergunakan pasangan simbol yang konsisten
Seperti tampak pada contoh-contoh sebelumnya, tiap pokok harus disusun dalam saris vertikal yang berlainan sehingga simbol-simbolnya dapat dikelihatan dengan jelas. Satu hal yang tidak boleh dilakukan yaitu mengubah pasangan tersebut di tengah-tengah saris besar/outline. Pokok- pokok yang mempunyai kepentingan sama harus diberi simbol sama, sedangkan pokok-pokok yang berbeda kepentinganya haruslah diberi simbol yang berbeda.


Untuk melengkapi persyaratan garis besar/outline yang baik maka penulis akan menyajikan contoh garis besar formal. Kalau pada bagian terdahulu telah memamparkan adanya garis besar ringkas dan garis besar terurai, sebenarnya garis besar tersebut merupakan garis besar sementara. Oleh sebab itu garis besar tersebut harus dikongkritkan ke dalam garis besar formal.

Dalam garis besar formal proses perencanaannya hampir sama dengan garis begat sementara. Perencanaannya terletak perumusan tema dengan cermat dan tepat, kemudian dipecah-pecah ke dalam bagian-bagian bawahan (subordinasi) yang harus dikembangkan dapat diperinci ke dalam bagian yang lebih kecil sejauh diperlukan untuk menguraikan persoalan tersebut sejelas-jelasnya.

Tata Tulis Penulis Ilmiah


Dalam ini akan penulis uraikan tentang susunan naskah karya tulis atau laporan kerja atau skripsi itu, terutama dari segi tekniknya. Isinya tentu tergantung pada pokok pilihan (maha-)siswa sendiri. Dalam hal ini penulis tidak akan menyinggung-nyinggung bagaimana meletakkan koma, titik, tanda tanya, serta tanda baca yang lain. Hal itu jelas termasuk dalam bidang Ejaan Yang Disempurnakan, dan menjadi tugas guru bidang studi bahasa Indonesia.

Ketika kita membaca sebuah karya tulis atau karya ilmiah yang lain, kadang-kadang kita menemukan adanya karangan yang kering sekali. Ada kemungkingan juga kurang menimbilkan selera pembaca. Namun ada juga tulisan yang menggunakan bahasa yang memikat, segara, dan menarik perhatian. Oleh sebab itu disamping memeprhatikan segi isi, sebuah karya tulis juga harus memperhatikan gaya bahasa (teknik penyampaian).
Menulis bukan semata-mata sebagai pengungkapan diri, namun juga berarti komunikasi. Dalam hal ini juga harus diperhitungkan juga siapa calon pembaca tulisan kita. Hendaknya diusahakan agar pembaca tidak salah paham di dalam menangkap makna kalimat-kalimat yang kita tampilkan. Apabila tulisan kita tidak dipahami pembaca yang kita tuju maka tulisan kita tidaklah mempunyai arti.

Sebuah tulisan yang berbentuk karya tulis atau skripsi pembacanya terbatas pada lingkungan tertentu. Namun demikian gaya bahasa yang kita pergunakan memberi kemungkinan yang menarik bagi calon pembaca. Kendatipun bagaimana, sebuah gaya bahasa yang hidup dan bertenaga jauh lebih memikat dari padam tulisan yang kering hal pengungkapan. Dalam hal ini bukan hanya apa yang akan kita ungkapkan yang penting, tetapi juga bagaimana cara mengatakannya. Gaya bahasa ini berkaitan erat dengan pribadi pengarangnya.

- Pemilihan Kata-kata


Kata-kata yang akan kita tampilkan dalam sebuah tulisan turut menentukan nilai sebuah tulisan. Sebuah pikiran yang berharga, kadang- kadang menjadi tidak berarti, karena kata-kata yang untuk menjelaskannya tidak atau kurang tepat. Mengenal kata-kata untuk menjelaskan sesuatu, hal ini penting bagi seorang pengarang. Memang kata-kata itu tersusun di dalam kalimat. Namun kata-kata itu juga mempunyai tenaga juga. Tetapi bukan kata-kata yang mentereng yang kita perlukan. perhatikan kutipan di bawah :

Dalam hal ini, tubuh manusia dapatlah diumpamakan sebagai modil. Agar dapat berjalan, mobil membutuhkan bensin, oleh karena bensin merupakan bahan bakar bagi mobil. Begitu juga manusia agar dapat berjalan, bergerak, berlari,dan sebagainya dibutuhkan bahan bakar. Bahan bakar bagi manusia bukanlah bensin seperti modil, melainkan bahan makanan yang cukup mengandung bahan bakar yaiatu bahan makanan yang mengandung karbohidrat dan lemak. Bagi mereka yang pekerjaan sehari-harinya banyak mengeluarkan tenaga yang berat-berat, perlu makanan bahan bakar yang banyak yaitu harus makan makan nasi, jagung, atau ketela.
Sebenarnya apa yang hendak dikatakan penulis adalah sederhana, yaitu manusia pada dasarnya membutuhkan bahan makana yang berupa karbohidrat dan lemak. Hanya itu saja. Tetapi penulis mencoba menhadirkan suasana hidup, dengan menampilkan kata-kata yang metaforis, yang mempersonifikasikan manusia dengan mobil.Sebuah kutipan lagi :

Membicarakan diri seorang anak dihadapannya bersama orang lain, menurut metodik tidak bijaksana. Seorang anak akan merasa terhina kalau mengetahui bahwa kesalahan-kesalahannya disiarkan. Tetapi sebaliknya kalau kebaikan-kebaikannya yang dipamerkan di hadapan orang lain ia akan menjadi sombong sehingga tidak perlu perbaikan lagi. Sebaiknya panggilah anak itu untuk membicarakan kekurangan-kekuranganya tanpa kehadiran orang lain.
Kata-kata yang ditampilkan sederhana, dalam arti bahasa keserasian. Namun makna yang dikandung jelas, tidak membigungkan pembaca. Kalimat- kalimat seperti di atas nampak memikiat karena sebagai pengungkapan pikiran pembaca tidak salah di dalam menafsirkan maknanya.

Dalam hal ini memang tidak dapat dipastikan kalimat yang bagaimana yang hams dipergunakan. Hal ini tergantung pada diri penulisnya. Ada penulis yang senang menggunakan kalimat-kalimat yang menyeret emosi pembaca sehingga membangkitkan gairah pembaca untuk membaca secara keseluruhan. Tetapi ada juga penulis yang senang menampilkan kalimat-kalimat yang mengandung kejelasana arti. Dalam hal ini yang penting bahwa kalimat-kalimat yang dipergunakan harus mengandung kejelasan arti mengingat penulisan ilmiah berbeda dengan karya fiksi.

- Penggunaan Alinea


Dalam satu alinea harus ada satu pikiran utama. Pikiran utama tersebut tercermin di dalam kalimat utama. Sedangkan kalimat-kalimat yang lain dalam alinea tersebut hanyalah berfungsi sebagai kalimat penjelas atau pengembangan. Itulah sebabnya sebuah tulisan lDl berguna untuk memudahkan pembaca di dalam memahami makna tulisan tersebut.

Dalam hall ini yang perlu diingat sekali lagi, bahwa setiap alinea hanya ada satu pikiran utama. Apabila ada pikiran utama yang lain sebaiknya diturunkan kedalam alinea berikutnya. Sedangkan letak kalimat utama tersebut dapat diawal atau di akhir alinea. Hal ini tergantung pada keturunan dan kejelian penulis di dalam mengolah tema tersebut.

- Pembagian Penulisan


Mengerti jenis tulisan berdasarkan fungsinya dan ukuran tulisan yang baik tidak cukup seseorang untuk memulai belajar menulis. la harus tahu juga tentang kaidah tulisan secara umum. Kaidah itu menyangkut struktur tulisan yaitu adanya, pembukaan atau pendahuluan atau pengenalan; inti/pembahasan atau pengembangan; dan penutup atau kesimpulan. Ibarat melakukan suatu perjalanan, seseorang yang akan menulis harus mengetahui terlebih dahulu, kemana ia akan pergi dan melalui jalan mana ia akan mencapai tujuan.

Tiga struktur dalam satu tulisan itu juga dapat di ibaratkan sebagai perjalanan mendaki gunung, pendahuluan merupakan pembuka jalan, makin lama makin mendekati puncak dan kemudian berhenti. Bagian-bagian dalam satu tulisan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Pendahuluan, merupakan pembuka suatu proyek persoalan yang akan dibahas dalam tulisan. la tidak boleh terlalu panjang apalagi memasuki pembahasan pokok persoalan. la hanya merupakan pengenalan ke arah yang akan dituju oleh penulis dalam tulisannya. Di dalam pendahuluan, dilakukan pembatasan masalah dan pengertian-pengertian sehingga pembaca sudah dibawa ke arah tertentu. Perkiraan persentase pendahuluan dari suatu keseluruhan tulisan antara 20 sampai 25 persen.

b. Inti/pembahasan pengembangan merupakan tahap pemasaran pokok persoalan. Bagian in kadangkala di sebut inti, pembahasan atau pengembangan. Penyebutan seperti itu tidak terlalu menjadi soal, yang penting ia dimengerti sebagai bagian yang berisi paparan persoalan pokok. Di bagian ini penulis menjalin gagasan secara sistematis dan logis dan menuangkan seluruh pemikirannya tentang pokok yang dibahas, untuk menuju kepada satu klimaks. Untuk mencapai klimaks, kelancaran ide harus tercermin, mengalir seperti air sungai. Persentase bagian ini antara 60- 70 persen dari seluruh tulisan.

c. Penutup/kesempatan merupakan bagian akhir tulisan yang berisi kesimpulan, saran atau pendapat penulis tentang pokok persoalan yang dikemukakannya sebagai arahan bagi pembaca. Ada dua cara menuliskan penutup. Pertama, penutup yang bersifat terbuka, yaitu dengan memberi peluang atau kesempatan kepada pembaca agar menarik kesimpulan sendiri mengenai pokok persoalan yang dibahas. Kedua, penutup yang bersifat tertutup, yaitu penutup tulisan yang menyodorkan pendapat yang bersifat akhir. Pendapat yang bersifat akhir itu dibuat penulis dan disodorkan kepada pembaca tanpa ada kesempatan bagi pembaca untuk menarik kesimpulan sendiri.


DAFTAR PUSTAKA
Assegaf, Jaffar.1989. Teknik Penulisan Dan Jurnalistik. Bandung :Remaja Karya .
Mangunharjana, AM,1986. Teknik Menambah Dan Mengembangakan Ilmu Pengetahuan. Yogyakarta : Kanisius.
Sudikan, Yuwana Setya ,1984. Penuntun Penyusunan Karya Ilmiah. Semarang: Aneka Ilmu.
Siregar, Ashadi,1982. Bagaimana Menjadi Penulis Media Massa. Jakarta : Karya Unipers.
Susanto, Astrid,1987. Filsafat Ilmu : Sebuah Pengantar Populer. Jakarta : Sinar Harapan.
Vrendenbrect,1984. Metode Dan Teknik Penelitian Masyarakat. Jakarta : Gramedia.

contoh karya ilmiah


KOMPONEN DALAM
MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
TUGAS MATA KULIAH
PENULISAN KARYA ILMIAH
Dosen Pengampu
Drs. Suhartono, M.Pd
Disusun Oleh :
Nama : Amalia Ningsih
NIM : X7210006
Kelas : A
Semester : 6
PROGRAM STUDI S-1 PGSD KAMPUS VI KEBUMEN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011


LEMBAR PENGESAHAN
Judul Makalah
:
Komponen Dalam Manajemen Berbasis Sekolah
Peneliti
Nama
:
Amalia Ningsih
NIM
:
X7210006
Kelas
:
A
Semester
:
VI
Kebumen, 25 Maret 2011
Penulis
Amalia Ningsih
NIM X7210006
Mengesahkan
Sekretaris Program PGSD
Drs. Wahyudi, M.Pd
NIP 19621210 198803 1 001
Dosen Pembimbing
Drs. Suhartono, M.Pd


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Komponen Dalam Manajemen Berbasis Sekolah.
Penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Penulisan Karya Ilmiah semester VI Program S-1 PGSD FKIP UNS Kampus VI Kebumen. Penulisan makalah ini dapat dilaksanakan atas bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Drs. Wahyudi, M.Pd selaku Sekretaris Program S1 PGSD Kampus VI Kebumen;
2. Bapak Drs. Suhartono, M.Pd selaku dosen pengampu Mata Kuliah Penulisan Karya Ilmiah;
3. Rekan-rekan mahasiswa dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunanmakalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca yang budiman demi kesempurnaan makalah ini.
Kebumen, 25 Maret 2011
Penulis,


DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………………… i
HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………………………………ii
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………. iii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………… iv
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………………. 1
  1. Latar Belakang…………………………………………………………………………….. 1

  2. Rumusan Masalah……………………………………………………………………….. 2
BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………………………………3
A. Komponen dan Manajemen Berbasis Sekolah …………………………………. 3
  1. Manajemen Kurikulum…………………………………………………………………. 4

  2. Manajemen Pembelajaran……………………………………………………………… 5

  3. Manajemen Tenaga Kependidikan ………………………………………………….6

  4. Manajemen Kesiswaan…………………………………………………………………. 7

  5. Manajemen Keuangan………………………………………………………………….. 8

  6. Manajemen Sarana dan Prasarana …………………………………………………..9

  7. Manajemen Hubungan Kemasyarakatan ………………………………………… 10

  8. Manajemen Layanan Khusus…………………………………………………………11
BAB III PENUTUP……………………………………………………………………………..12
  1. Kesimpulan………………………………………………………………………………… 12

  2. Saran…………………………………………………………………………………………..12
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………….. 13

BAB I

  1. Latar Balakang
Dewasa ini globalisasi telah membawa perubahan-perubahan mendasar dalam berbagai lingkungan termasuk lingkungan pendidikan. Salah satu contoh perubahan mendasar yang sedang digulirkan saat ini adalah Manajem Berbasis Sekolah. Pemerintah telah melakukan sosialisasi ditingkat sekolah dasar pada khususnya tentang pengaruh dan kegunaan Manajemen Berbasis Sekolah terhadap peningkatan mutu dan kualitas sekolah menuju kearah yang lebih baik, akan tetapi hal tersebut seolah tidak mendapat respon yang positif dari pihak sekolah. Terbukti dengan masih banyaknya angka partisipasi pendidikan nasional yang kurang baik dan kualitas pendidikan tetap menurun. Diharapkan pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah sesuai dengan anjuran yang diberikan sehingga Manajemen Berbasis Sekolah dapat berhasil mengangkat kondisi dan memecahkan masalah pendidikan yang ada. Hal tersebut diharapkan akan bermuara pada peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.
Dalam Manajemen Berbasis Sekolah, sekolah memiliki wewenang yang besar dalam mengelola kebijakannya. Oleh karena itu, kepemimpinan kepala sekolah dalam mengelola sekolah sangatlah penting, selain peran guru, siswa, maupun peran serta masyarakat tentunya. Dalam pengeolaan sekolah diperlukan suatu kemampuan manajerial. Dalam buku Manajemen Berbasis Sekolah, Nurkholis (2003: 120) menyatakan bahwa: “Sebagai manajer, kepala sekolah harus memerankan fungsi manajerial dengan melakukan proses perencanaan, pengorganisasian, menggerakkan dan mengoordinasikan.”
Dari hal tersebut jelas terlihat bahwa kepemimpinan kepala sekolah sangatlah vital dalam pengelolaan sekolah. Bisa dibayangkan bagaimana jadinya sebuah sekolah apabila kepala sekolah tidak memiliki kemampuan manajemen ( sebagai manajer ) maka yang terjadi adalah kesemrawutan pengelolaan, baik itu pengelolaan kurikulum, pengelolaan pembelajaran, pengelolaan tenaga pendidik dan kependidikan, pengelolaan kesiswaan, pengelolaan keuangan, pengelolaan sarana dan prasarana, pengelolaan hubungan kemasyarakatan, serta pengelolaan layanan khusus. Akan tetapi, pengelolaan tersebut tidak semata-mata tugas dari kepala sekolah saja. Dibutuhkan kerjasama yang baik antara komponen sekolah itu sendiri. Baik dari guru, siswa, orang tua siswa, maupun komite sekolah. Apabila kerjasama terjalin dengan baik, maka tujuan pendidikan yang diharapkan akan lebih mudah tercapai.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, terdapat beberapa rumusan masalah dalam kaitannya dengan komponen Manajemen Berbasis Sekolah, yaitu sebagai berikut:
A. Apakah pengertian dari komponen dan Manajemen Berbasis Sekolah?
B. Bagaimanakah Manajemen Kurikulum?
C. Bagaimanakah Manajemen Pembelajaran atau Pengajaran?
D. Bagaimanakah Manajemen Ketenagaan?
E. Bagaimanakah Manajemen Kesiswaan?
F. Bagaimanakah Manajemen Keuangan dan Pembiayaan?
G. Bagaimanakah Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan?
H. Bagaimanakah Manajemen Hubungan Sekolah dengan Masyarakat?
I. Bagaimanakah Manajemen Layanan Khusus?
Untuk menjawab beberapa rumusan masalah di atas, berikut penjelasannya dalam Bab II.

BAB II

A. KOMPONEN DAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
Komponen adalah bagian yang merupakan seutuh ( W.J.S. Poerwodaminto, 1984: ). Secara umum, komponen merupakan bagian dari sebuah sistem utuh.
Mengenai pengertian Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), Nurkholis (2003: ) menyatakan bahwa:
Manajemen Berbasis Sekolah adalah model pengelolaan sekolah berdasarkan kekhasan, kebolehan, kemampuan, dan kebutuhan sekolah,yang dilakukan secara partisipatif, transparan, akuntabel, berwawasan kedepan, tegas dalam penegakan hukum, adil, prediktif, peka terhadap aspirasi stakeholder, pasti dalam jaminan mutu, professional, efisien dan efektif dalam rangka peningkatan mutu.
Sedangkan menurut Mulyasa (2009: ) menyatakan bahwa: “MBS adalah salah satu wujud dari reformasi pendidikan, yang menawarkan kepada sekolah untuk menyediakan pendidikan yang lebih baik dan memadai bagi peserta didik.”
Tidak terlalu berbeda dengan pendapat di atas, Rohiat (2008: ) juga menyatakan bahwa:
MBS adalah model pengelolaan yang memberikan otonomi, memberikan fleksibilitas atau keluwesan pada sekolah, mendorong partisipasi sekolah secara langsung dari warga sekolah dan masyarakat dan guna meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan pendidikan nasional serta perundang-undangan yang berlaku.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat kita pahami bahwa komponen merupakan bagian dari sebuah keutuhan. Dalam hal ini keutuhan yang dimaksud adalah MBS. Jadi komponen dalam MBS memiliki makna bagian-bagian dari Manajemen Berbasis Sekolah. Bagian-bagian tersebut antara lain: Manajemen Kurikulum, Manjemen Keuangan, dan sebagainya.
B. MANAJEMEN KURIKULUM
Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenaitujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Kurikulum SDN 3 Tamanwinangun, 2010: 5). Tujuan tertentu ini meliputitujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensidaerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusunoleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaiaprogram pendidikandengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah. Perencanaan dan pengembangan kurikulum nasional pada umumnya telah dilakukan oleh Departemen Pendidikan Nasioanal ( sekarang Kementerian Pendidikan Nasional-red ) pada tingkat pusat. Karena itu sekolah merealisasikan dan menyesuaiakan kurikulum tersebut dengan kegiatan pembelajaran. Disamping itu, sekolah juga bertugas dan berwenang untuk mengembangkan kurikulum muatan lokal sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan lingkungan setempat.
Menurut Nurkholis (2003: 45) menyatakan bahwa: “Sekolah dapat mengembangkan, namun tidak boleh mengurangi isi kurikulum yang berlaku secara nasional yang dikembangkan oleh Pemerintah Pusat. Sekolah juga diberi kebebasan untuk mengembangkan kurikulum muatan lokal.”
Pengembangan kurikulum muatan lokal telah dilakukan sejak digunakkannya Kurikulum 1984, khususnya di sekolah dasar (Mulyasa, 2009: 40). Pada kurikulum tersebut muatan lokal disisipkan pada berbagai bidang studi yang sesuai. Dalam kurikulum 1994, muatan lokal tidak lagi disisipkan pada setiap bidang studi.
Jadi intinya adalah dalam pengelolaan kurikulum yang bersifat nasional, sekolah tidak berhak mengurangi isinya. Yang boleh dikembangkan adalah muatan lokal yang disesuaiakan sesuai dengan kondisi dan karakteristik sekolah masing-masing.
C. MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN ATAU PENGAJARAN
Sekolah diharapkan dapat mengembangkan program pengajaran serta melaksanakan pengawasan dalam pelaksanaannya. Dalam proses pengembangan program sekolah, manajer hendaknya tidak membatasi diri pada pendidikan dalam arti sempit, ia harus menghubungkan peserta didik dan kebutuhan lingkungan.
Dalam kepentingan kepala sekolah sebagai manajer, ia harus bertanggung jawab terhadap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian perubahan atau perbaikan program pengajaran di sekolah. Dalam kaitannya dengan hal tersebut, ada empat langkah yang harus dilakukan. Menurut Mulyasa (2009: 41) , empat langkah tersebut yaitu: menilai kesesuaian program yang ada dengan tuntutan kebudayaan dan kebutuhan murid, meningkatkan perencanaan program, memilih dan melaksanakan program, serta menilai perubahan program.
Sekolah diberi kebebasan untuk memilih strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang paling efektif (Nurkholis, 2003: 45). Dalam kaitannya dengan hal tersebut, maka dalam proses pembelajaran atau pengajaran ada baiknya bersifat terpusat pada siswa.
Mengenai pembelajaran bersifat pada siswa, Rohiat (2008: 65) menyatakan bahwa:
Yang dimaksud dengan pembelajaran berpusat pada siswa adalah pembelajaran yang menekankan pada keaktifan belajar siswa, bukan pada keaktifan mengajar guru. Oleh karena iitu, cara-cara belajar siswa aktif seperti active learningcooperative learning, dan quantum learning perlu diterapkan.
Berikut beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pengelolaan program pengajaran:
1. Tujuan yang hendak dicapai harus jelas;
2. Bersifat sederhana dan fleksibel;
3. Sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan;
4. Bersifat menyeluruh dan harus jelas pencapainnya;
5. Ada koordinasi antarkomponen pelaksana program.
Dari beberapa prinsip di atas, apabila dapat dilaksanakan semua maka tujuan yang diharapkan akan lebih mudah tercapai. Selain itu, dalam pengelolaan sekolah harus ada pembagian tugas guru, penyusunan kalender pendidikan, program-program pembelajaran. Dengan tujuan agar pelaksanaan pembelajaran dapat berjalan dengan teratur.
D. MANAJEMEN TENAGA KEPENDIDIKAN
Ketenagaan dalam sekolah identik dengan posisi guru sebagai pendidik maupun tenaga kependidikan. Adanya pembagian tugas yang jelas antara ketenagaan yang satu dengan yang lainnya akan menunjang kelancaran dari pelaksanaan pembelajaran di sekolah.
Menurut Mulyasa (2009: 42) manajemen tenaga kependidikan (guru dan personil) mencakup (1) perencanaan pegawai, (2) pengadaan pegawai, (3) pembinaan dan pengembangan pegawai, (4) promosi dan mutasi, (5) pemberhentian pegawai, (6) kompensasi, (7) penilaian pegawai.
Mengenai pengelolaan ketenagaan, Nurkholis (2003: 46) menyatakan bahwa:
Pengelolaan ketenagaan mulai dari analisis kebutuhan perencanaan, rekrutmen, pengembangan, penghargaan dan sanksi, hubungan kerja hingga evaluasi kinerja tenaga kerja sekolah dapat dilakukan oleh sekolah kecuali guru pegawai negeri yang sampai saat ini masih ditangani oleh birokrasi di atasnya.
Tugas kepala sekolah dalam kaitannya dengan manajemen tenaga kependidikan bukanlah pekerjaan yang mudah karena tidak hanya mengusahakan tercapainya tujuan sekolah, tetapi juga tujuan tenaga kependidikan (guru dan pegawai) secara pribadi. Oleh karena itu, kepala sekolah dituntut untuk mengerjakan instrumen pengelolaan tenaga kependidikan, seperti daftar riwayat pekerjaan, dan kondisi pegawai untuk membantu kelancaran MBS di sekolah yang dipimpinnya.
E. MANAJEMEN KESISWAAN
Mengenai Manajemen Kesiswaan, Mulyasa (2009: 46-47) menyatakan bahwa:
Manajemen kesiswaan adalah penataan dan pengaturan kegiatan yang berkaitan dengan peserta didik (siswa), mulai masuk sampai dengan keluarnya peserta didik tersebut dari suatu sekolah. Manajemen kesiswaan bukan hanya berbentuk pencatatan data peserta didik, melainkan meliputi aspek yang lebih luas yang secara operasional dapat membantu upaya pertumbuhan dan perkembangan peserta didik melalui proses pendidikan di sekolah.
Tujuan dari manajemen kesiswaan yaitu untuk mengatur berbagai kegiatan dalam bidang kesiswaan agar kegiatan pembelajaran di sekolah dapat berjalan dengan lancar, tertib, dan teratur, serta mencapai tujuan pendidikan sekolah.
Tanggung jawab kepala sekolah menurut Sutisna (1985) dalam Mulyasa (2009: 46) sebagai berikut:
1. Kehadiran murid di sekolah dan masalah-masalah yang berhubungan dengan itu;
2. Penerimaan, orientasi, klarifikasi, dan penunjukkan murid kelas dan program studi;
3. Evaluasi dan pelaporan kemajuan belajar;
4. Program supervisi bagi murid yang mempunyai kelainan, seperti : pengajaran, perbaikan, dan pengajaran luar biasa;
5. Pengendalian dan disiplin murid;
6. Program bimbingan dan penyuluhan;
7. Program kesehatan dan keamanan;
8. Penyesuaian pribadi, sosial, dan emosional.
Nurkholis (2003: 46) dan Rohiat (2008: 67) menyatakan bahwa: “Yang diperlukan dalam manajemen kesiswaan adalah intensitas dan ekstensinya.”
Yang perlu diperhatikan dalam manajemen kesiswaan adalah bahwa sekolah tidak hanya mengembangkan pengetahuan anak saja, akan tetapi juga harus mengembangkan sikap kepribadian, aspek sosial emosional, disamping keterampilan-keterampilan yang lain. Sehingga akan tercipta peserta didik yang cerdas intelejen, emosional, maupun spiritualnya.
F. MANAJEMEN KEUANGAN
Keuangan merupakan salah satu sumber dari sekolah yang secara langsung menunjang kelangsungan dari sekolah tersebut dalam efektifitas dan efisiensi pengelolaan pendidikan. Dalam MB, hal tersebut akan jauh lebih terasa, karena menuntut sekolah untuk merencanakan, mengelola, mengevaluasi, serta mempertanggungjawabkan penggunaan keuangan secara transparan.
Sekolah diberi kebebasan untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang mendatangkan penghasilan, sehingga sumber keuangan tidak semata-mata bergantung pada pemerintah (Nurkholis, 2003: 46). Hal ini didasari oleh kenyataan bahwa sekolahlah yang paling memahami kebutuhannya sehingga desentralisasi uang sudah seharusnya dilimpahkan ke sekolah (Rohiat, 2009: 66)
Mulyasa (2009: 48) menyatakan bahwa: “Sumber keuangan dan pembiayan sekolah secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu: (1) pemerintah, (2) orang tua atau peserta didik, (3) masyarakat.”
Dalam pengelolaan keuangan di sekolah, diperlukan rasa tanggungjawab yang besar dari semua komponen sekolah agar penggunaannya dapat maksimal dan sesuai sasaran. Dengan penggunaan yang tepat, maka semua kebutuhan sekolah dalam hal peningkatan pembelajaran, baik teknis ataupun non-teknis akan tercukupi sehingga sekolah dapat berjalan dengan lancar, teratur dan bertanggungjawab.
G. MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA
( FASILITAS )
Mengenai sarana dan prasarana pendidikan, Mulyasa (2009: 49) menyatakan bahwa:
Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja kursi, serta alat-alat dan media pengajaran. Adapun yang dimaksud dengan prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran, seperti halaman, kebun, taman sekolah, jalan menuju sekolah, tetapi jika dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar mengajar, seperti taman sekolah untuk pengajaran biologi, halaman sekolah sebagai sekaligus lapangan olahraga, komponen tersebut merupakan sarana pendidikan.
Manejemen sarana dan prasarana yang baik diharapkan dapat menciptakan sekolah yang bersih, rapi, indah sehingga menciptakan kondisi yang menyenangkan baik bagi guru maupun murid untuk berada di sekolah.
Nurkholis (2003: 46) dan Rohiat (2008: 66) sepakat bahwa pengelolaan fasilitas seharusnya dilakukan oleh sekolah mulai dari pengadaan, pemeliharaan, dan perbaikan hingga pengembannya.
Melihat alasan dari pendapat di atas, dapat dipahami bahwa dalam MBS, sekolah yang benar-benar mengetahui kondisi dan kebutuhan fasilitas untuk pengembangan sekolahnya masing-masing.
H. MANAJEMEN HUBUNGAN MASYARAKAT
Hubungan sekolah dengan masyarakat pada hakekatnya merupakan suatu sarana yang sangat berperan dalam membina dan mengembangkan pertumbuhan pribadi peserta didik di sekolah.
Menurut Mulyasa (2009: 50) tujuan dari hubungan sekolah dengan masyarakat adalah:
1) Memajukan kualitas pembelajaran, dan pertumbuhan anak;
2) Memperkokoh tujuan serta meningkatkan kualitas hidup dan penghidupan masyarakat;
3) Menggairahkan masyarakat untuk menjalin hubungan dengan sekolah.
Gambaran dan kondisi sekolah dapat diinformasikan ke masyarakat melalui laporan kepada orang tua siswa, buletin bulanan, penerbitan surat kabar, pameran sekolah, open house, kunjungan ke sekolah, kunjungan ke rumah siswa (home visit), penjelasan oleh staf sekolah, siswa itu sendiri, radio serta laporan tahunan.
Esensi dari hubungan ini adalah meningkatkan keterlibatan, kepedulian, kepemilikan, dan dukungan dari masyarakat, terutama dukungan moral dan finansial yang dari dulu telah didesentralisasikan {Nurkholis (2003: 46-47) dan Rohiat (2008: 67)}
Dari beberapa pendapat di atas, dapat kita ketahui bahwa kelangsungan sebuah sekolah tidak bisa lepas dari peran serta masyarakat. Maka, seyogyanya jalinan atau hubungan yang baik antara sekolah dan masyarakat harus dijunjung tingggi. Sekolah merupakan bagian dari masyarakat, pun demikian dengan masyarakat yang harus merasa memiliki sekolah. Keduanya saling membutuhkan demi tercapainya tujuan pendidikan Indonesia.
I. MANAJEMEN LAYANAN KHUSUS
Menurut Mulyasa (2009: 52) manajemen layanan khusus meliputi manajemen perpustakaan, kesehatan, dan keamanan sekolah.
1) Manajemen perpustakaan
Perpustakaan yang lengkap dan dikelola dengan baik akan menunjang perkembangan peserta didik dalam hal perkembangan pengetahuan . Disamping itu juga memungkinkan bagi guru untuk mengembangkan pengetahuan secara mandiri, dan juga dapat mengajar dengan metode bervariasi, misalnya belajar individual.
2) Manajemen Kesehatan
Sekolah sebagai satuan pendidikan yang bertugas dan bertanggungjawab terhadap proses pembelajaran, tidak hanya bertugas mengembangkan pengetahuan saja, tetapi juga harus meningkatkan jasmani dan rohani siswa. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yaitu mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya. Sebagai tindak lanjut dari hal tersebut, maka di sekolah diadakan UKS ( Usaha Kesehatan Sekolah ) dan pendirian tempat ibadah.
3) Manajemen Keamanan
Dengan tujuan memberikan rasa tenang dan nyaman dalam mengikuti proses belajar dan mengajar bagi komponen sekolah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari beberapa komponen MBS yang telah diuraikan di atas, sebenarnya ada benang merah dari pelaksanaan MBS, yaitu bahwa sekolah mempunyai kewenangan dalam mengelola sekolahnya. Alasan yang menguatkan hal tersebut karena sekolah dianggap lebih memahami dan mengetahui kondisi yang ada di sekolah, baik mengenai program pembelajaran, ketenagaan, kesiswaan, keuangan, sarana dan prasarana, hubungan dengan masyarakat serta layanan khusus. Akan tetapi kewenangan tersebut tidak dalam arti semuanya merupakan kewenangan sekolah. Ada hal-hal yang perlu diperhatikan, diantaranya dalam hal kurikulum. Sekolah hanya berwenang menjabarkan kurikulum nasional dan mengembangkan kurikulum muatan lokal sesuai dengan karakteristik daearahnya masing-masing.
Jadi konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) sebagaimana telah diuraikan di atas, esensinya adalah kewenangan yang besar pada sekolah dengan tuntutan kemampuan manajerial dari kepala sekolah dengan dukungan dari guru, peserta didik, masyarakat, serta pemerintah.
B. Saran
1. Komponen-komponen MBS seperti diuraikan di atas akan berjalan dengan baik apabila kemampuan manajerial kepala sekolah baik dengan didukung oleh semua komponen sekolah yang ada;
2. Sebaiknya semua komponen dalam sekolah memahami tugas dan kewajibannya masing-masing sehingga akan tercipta kondisi yang baik demi tercapainya tujuan pendidikan nasional.
DAFTAR PUSTAKA
E. Mulyasa. 2009. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Nurkholis. 2003. Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Rohiat. 2008. Manajemen Sekolah. Bandung: PT Refika Aditama.
Tim Pengembang Kurikulum. 2010. Kurikulum SD Negeri 3 Tamanwinangun